Informasi Dan Edukasi

Sabtu, 17 Agustus 2019

Bolehkah Guru Terima Hadiah dari Siswa?

Bolehkah Guru Terima Hadiah dari Siswa?

Sumber gambar: Pixabay

Hari guru selalu menjadi momentum tersendiri bagi siswa untuk memberi hadiah kepada gurunya. Atas segala kebaikan, pengawasan dan ilmu yang diberikannya. Saya pikir kita sepakat bahwa menghormati dan menghargai jasa guru bukan hanya dilakukan pada hari guru, namun setiap hari. Jika saja ini tertanam pada siswa, mudah-mudahan kegiatan belajar mengajar akan selalu berjalan mulus.

Jadi, hari guru bukanlah momen wajib pemberian hadiah atas kinerja guru. Ritual ini serasa sudah mentradisi di lingkungan sekolah. Bahkan ada yang beranggapan bahwa tidak pas rasanya jika belum memberikan hadiah. Bukan hanya hari guru saja, penyerahan rapor siswa atau acara perpisahan siswa juga. Lalu, adakah efek dari kegiatan ini?

Kesenjangan Sosial
Berpakaian seragam merah putih, putih biru atau putih abu-abu yang diterapkan sekolah tentu mempunyai nilai ajar tersendiri. Menyetarakan tingkat sosial anak. Karena tingkat sosial anak didik berbeda. Ada yang masih jauh dari kata cukup, ada juga yang telah mapan.

Jika saja sekolah tidak mewajibkan siswanya berseragam, maka akan tampak jelaslah status sosial mereka dari pakaian yang mereka kenakan. Sama halnya jika pihak sekolah membolehkan siswa memberi hadiah, atau guru menerima hadiah.

Manusiawinya, guru akan membandingkan mana hadiah terbaik, termahal, paling berkesan dan lain sebagainya. Ini akan berujung pada perlakuan yang berbeda terhadap siswa yang memberi hadiah. Bisa jadi perlakuan istimewa akan diterima si anak yang memberikan hadiah pada gurunya. Lantas bagaimana dengan yang lain?

Secara tidak langsung guru telah mengajarkan ketidakadilan pada siswa. Misalnya dalam pemberian nilai, mungkin saja mereka mendapat nilai yang sama padahal siswa pemberi hadiah itu mempunyai kemampuan akademis yang kurang. Inilah salah satu efek yang terjadi. Guru merasa segan memberi nilai rendah pada siswa yang memberi hadiah.

Hal ini juga akan memacu siswa berpikir negatif terhadap guru. Bahwa pemberian hadiah mampu memulihkan citra buruk mereka, baik secara akademis maupun perilaku.

Guru Professional
Professional artinya terampil, handal dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugasnya. Guru adalah sebuah profesi, layaknya seorang bankir, mekanik, teknisi, dokter, perawat, polisi, kontraktor dan lain-lain. Setiap pekerjaan mempunyai tanggung jawab dan setiap tanggung jawab yang dibebankan tentu dibayar dengan gaji yang telah disepakati.

Sebelum menerima tanggung jawab pekerjaan, pekerja dan pihak pemberi kerja telah sepakat terhadap kompensasi yang akan diterima pekerja, juga dengan rincian tanggung jawab yang dipikul. Guru professional seharusnya tidak menerima hadiah dari siswa atas kinerjanya karena telah jelas atas kesepakatan diawal.

Membahagiakan guru tidak harus dengan memberikan hadiah, melainkan menunjukkan prestasi belajar yang luar biasa. Cukup dengan prestasi akademis yang memuaskan. Itulah hadiah terindah, paling berkesan dan termahal bagi sang guru. Bukankah keberhasilan siswa adalah kebahagiaan juga bagi guru? 

Semoga bermanfaat.



Share:

0 Comments:

Posting Komentar

Statistik Pengunjung