Ilustrasi gambar: Pixabay |
Tertib
belajar dalam kelas adalah salah satu kunci keberhasilan mengajar. Seorang guru
dengan titel yang banyak atau telah menempuh pendidikan yang melebihi standar
pendidikan guru, tidak akan berhasil mengajar jika ia masih belum bisa
menguasai kelas. Kemahiran menguasai kelas ini sangat diperlukan bagi guru
khususnya yang mengajar pada jenjang pendidikan ‘wajib belajar.’
Ada
dua hal mendasar yang menunjang dalam teknik menguasai kelas bagi guru, yaitu
ketegasan dan mempunyai suara yang lantang. Guru adalah sosok yang berwibawa.
Wibawa guru dapat diwujudkan dengan ketegasannya saat mengajar.
Tegas bukan
berarti harus ditakuti oleh siswa. Namun tegas itu adalah mampu menegakkan
kedisiplinan dan ketertiban dalam kelas. Tidak membiarkan siswa keluar masuk
saat jam pelajarannya.
Terkadang
siswa yang permisi ke kamar mandi itu bukanlah sungguhan untuk buang air,
melainkan karena ia bosan di dalam kelas atau karena tidak suka dengan gurunya.
Jika siswa seperti ini dibolehkan keluar kelas dengan alasan ke kamar mandi,
maka akan menularlah pada siswa lainnya.
Keluar masuknya siswa dalam kelas
dapat mengganggu proses belajar mengajar. Tegaslah untuk melarang siswa keluar
kelas kecuali ada alasan yang bisa dipertanggung jawabkan.
Kedua,
memiliki suara lantang. Guru yang menerangkan pelajaran di depan kelas dengan
suara yang kecil tidak akan berhasil menguasai kelas. Jika suara guru itu hanya
bisa terdengar oleh siswa yang duduk di baris depan, maka siswa yang duduk di
belakang tidak akan bisa fokus dengan penjelasan guru itu. Akibatnya, mereka
akan membuat kegiatan sendiri seperti ngobrol dengan teman disampingnya
atau malah isengin teman yang duduk di depannya.
Selain
itu, saat kondisi kelas tengah ribut, guru dapat membentak mereka dengan sekali
teriakan. Efeknya agar mereka segera diam. Nah, diamnya mereka itulah kesempatan
guru untuk memasukkan nasihat-nasihat yang menyadarkan mereka agar mau belajar
bersungguh-sungguh di sekolah.
Memberikan gambaran akan kerugian yang diterima
jika siswa tidak sungguh-sungguh belajar dalam kelas. Lantas bagaimana teknik
yang digunakan dalam menguasai kelas?
Pertama,
membuat siswa tetap aktif. Aktif disini bukanlah aktif secara motorik,
melainkan aktif secara akademik. Misalnya menghapal, membaca, ataupun menulis.
Ini dapat diterapkan saat guru tengah sibuk dengan satu urusan. Misalnya saat
guru tengah menilai buku-buku latihan siswa yang telah selesai mengerjakan
tugas. Agar siswa yang telah selesai tersebut tidak ribut atau bermain di
kelas, guru dapat menugaskan mereka untuk membaca buku dalam hati dari halaman
sekian hingga sekian.
Kedua,
mengalihkan perhatian. Ketika menjelaskan sebuah materi ajar di depan kelas,
pandanglah wajah-wajah siswa yang sedang menyimak atau bahkan tidak menyimak
sama sekali. Dari situ guru dapat membaca keinginan siswa. Wajah lelah mereka
tidak akan bisa menangkap penjelasan guru. Biasanya ini dirasakan bagi guru
yang masuk mengajar di siang hari, diatas jam dua belas. Yang mereka butuhkan
adalah penyegaran.
Jangan memaksakan diri untuk mengajar karena percuma, tidak
ada yang menggubris. Buatlah sedikit lelucon ringan yang sopan. Boleh
melibatkan seorang atau beberapa siswa yang dijadikan subjek. Ini dapat
menyegarkan kembali suasana belajar.
Ketiga,
membuat permainan yang mendidik. Mendidik tidak melulu dengan ceramah atau
bahasan di buku yang mendalam. Mendidik juga dapat diaplikasikan dalam sebuah
permainan. Contohnya permainan tangkap ekor ular.
Permainan ini mengajarkan
pemainnya akan kekompakan. Bagaimana cara musuh agar tidak bisa memegang teman
yang berada paling belakang sebagai ekor. Tentunya teman yang paling depan,
sebagai kepala ular, harus mampu mengecoh ‘kepala ular’ musuh.
Ini
menyenangkan. Masih banyak jenis permainan yang mendidik. Ajaklah siswa bermain
dengan permainan yang mendidik saat mereka benar-benar jenuh dengan
pelajarannya. Karena saat siswa merasa jenuh, apapun penjelasan guru tidak akan
bisa diterimanya.
Semoga bermanfaat.
0 Comments:
Posting Komentar