Ilustrasi gambar: Pexels/ Kobe Michael |
Sebatas mengajar bukanlah misi seorang guru. Banyak orang yang tidak punya dasar ilmu mengajar dari perguruan tinggi, pun mampu mengajar. Asalkan orang yang diajari itu mengerti dan mengerjakan sesuai arahannya. Maka dapat dikatakan ia berhasil mengajar.
Contoh, seorang mandor pabrik yang mengajari karyawan baru untuk mengerjakan sebuah pekerjaan. Setelah karyawan tersebut bisa mengerjakannya, maka mandor itupun dapat dikatakan telah berhasil mengajar. Contoh lainnya, seorang supir yang mengajarkan cara mengemudi hingga yang diajarkan mampu mengendalikan mobil. Maka supir itu juga telah berhasil menjadi pengajar.
Siapa saja bisa mengajar tidak harus menjadi guru. Guru dituntut untuk bisa mendidik, bukan hanya sebatas mengajar. Mendidik adalah seni merubah sikap. Dari yang kurang baik menjadi lebih baik dari sebelumnya. Mendidik bukan hanya sekadar mengajarkan bidang ilmu akademis saja, melainkan bisa membuat peserta didik semakin rendah hati dengan bertambahnya ilmu yang ia miliki. Bukan malah menjadi sombong.
Mendidik juga bermakna menyadarkan peserta didik untuk menjadi bermanfaat bagi orang lain. Seperti memberikan bimbingan belajar kepada adik-adiknya dirumah, membantu meringankan pekerjaan orangtua, paling tidak sadar untuk tidak merepotkan mereka. Memberikan edukasi kepada masyarakat, misalnya tidak membuang sampah sembarangan, atau tidak membuang sampah pada drainase di pinggir jalan, karena itu dapat menyebabkan kebanjiran.
Banyak hal-hal kecil yang sangat bermanfaat untuk dilakukan. Sikap adalah yang paling utama dalam hal mendidik siswa. Dengan mengedepankan pendidikan sikap, anak didik akan senantiasa berlaku sopan, baik terhadap teman-temannya, guru maupun warga sekolah lainnya. Sikap empati dan toleransi juga akan muncul dengan adanya pendidikan sikap.
Mari bersama-sama kita galakkan pendidikan sikap terhadap siswa. Kepintaran akademis dapat membahayakan tanpa disertai budi pekerti. Perundungan yang terjadi di sekolah, itu karena minimnya nilai budi pekerti anak didik. Nah, cara untuk mencegah adanya kasus perundungan lagi adalah dengan memberikan pendidikan sikap terhadap siswa.
Mendidik bukan lagi tugas berat seorang guru jika banyak siswa yang bersikap baik. Banyak siswa dengan budi pekerti yang luhur. Hal ini juga tak lepas dari pendidikan agama. Dengan mengajarkan pendidikan agama lebih banyak di kelas, menanamkan kecintaan pada Tuhan, mengetahui akan adanya balasan hukuman dari Tuhan, mudah-mudahan hal itu dapat mengubah sikap siswa menjadi lebih baik. Dan tentunya juga akan meminimalisir adanya kasus perundungan antar siswa.
Semoga bermanfaat
0 Comments:
Posting Komentar