Ilustrasi gambar: Pixabay |
Semua
orangtua pasti menginginkan agar anaknya dapat mengenyam pendidikan hingga
tingkat tinggi. Ada anak yang tidak dapat melanjutkan pendidikan dikarenakan
keterbatasan ekonomi keluarga. Tapi ada juga anak yang malah tidak mau
melanjutkan pendidikannya di sekolah bukan karena ekonomi yang susah.
Diantara
masalah kenakalan siswa adalah bolos sekolah. Orangtuanya tahu bahwa ia pergi
dari rumah ke sekolah, padahal ia tak hadir mengikuti pelajaran di sekolah.
Jika ini diteruskan, maka yang terjadi adalah uang orangtua habis untuk biaya
pendidikan namun si anak tidak berhasil. Lantas, bagaimana mengatasi anak yang
tidak mau bersekolah lagi?
Pertama,
jangan membanding-bandingkannya dengan orang lain yang masih greget
bersekolah. Pelangi tidak pernah berada diatas kepala kita. Keindahan itu
selalu nampak mengitar diatas kepala orang lain yang kita lihat. Kita bisa iri
ketika melihat anak orang lain yang rajin belajar di sekolah sementara anak
sendiri malah minta berhenti sekolah.
Andapun
ingin supaya anak anda seperti itu. Sayang tidak demikian nyatanya. Anda
mungkin sudah lelah menasehatinya agar tidak berhenti bersekolah, namun apa
daya, ia bukanlah tipe anak yang suka belajar. Memperbandingkan anak bukanlah
langkah yang tepat. Itu hanya akan menyepelekannya saja.
Memaksakan
kehendak hanya akan mematikan karakternya saja. Ingat bahwa setiap anak itu
istimewa dengan minat dan bakat yang dimilikinya. Besarkanlah hatinya dengan
mendukung hobi dan minatnya.
Bekerja
tidak selamanya bersyaratkan ijazah. Apalah artinya sebuah ijazah jika
kemahirannya juga masih nol. Galilah minat dan bakat anak anda. Bakat yang
berkembang dapat membantunya berkarya.
Kedua,
memberikan pendidikan nonformal. Harapan besar itu masih ada. Usahapun tak
henti-hentinya agar si anak menjadi orang yang berguna. Nah, setelah anda tahu
minat dan bakatnya, anda dapat menghadirkan seorang guru yang akan mengasah
bakatnya.
Misalnya,
ia hobi memodifikasi motor. Maka anda dapat mencarikannya guru yang paham
teknik otomotif. Ia akan mengembangkan bakatnya dengan terarah dan baik.
Mempelajari bidang ilmu yang dicintainya akan lebih mudah dicerna daripada bidang ilmu yang dibencinya.
Mempelajarinya
sampai mahir akan menjadikannya seorang yang ahli. Ia bisa mendirikan sebuah
perusahaan otomotif, atau skala kecilnya membuat bengkel dan dapat
mempekerjakan banyak orang.
Ketiga,
memberikan sebuah tanggung jawab. Bukan hanya terhadap pekerjaan tanggung jawab
itu dibebankan, tapi juga terhadap diri sendiri. Maka ajaklah dia untuk mampu
bertanggung jawab terhadap dirinya. Misalnya, anda menghadirkan guru les ke
rumah sebagai guru nonformalnya, maka sikap tanggung jawab yang harus
dilakukannya adalah dengan hadir setiap kali ada les. Itulah bentuk tanggung
jawab yang harus dilakukannya.
Keempat,
ikut kelompok belajar paket C. Urusan birokrasi pasti ada selama menjadi warga
negara. Ini menjadi pilihan tepat untuk belajar tanpa harus bersekolah. Dengan
ijazah paket C, ia telah setara dengan lulusan sekolah menengah atas.
Semoga bermanfaat
0 Comments:
Posting Komentar