Informasi Dan Edukasi

Jumat, 09 Agustus 2019

Pria Lajang, Persiapkan Ini Sebelum Menikah

Sumber gambar: Pixabay


Istilah membuka lembaran baru kerap disandingkan bagi pasangan yang baru saja menikah. Membuka lembaran baru dimaknai sebagai melepas masa lajang, atau menyempurnakan separuh agama. Kesanggupan merupakan tolok ukur seorang pria untuk mulai membina sebuah  rumah tangga. Bukan hanya sekadar keinginan, tapi kesiapan berumah tangga juga menuntut kesanggupan ekonomi.

Prosesnya bertahap, mulai dari lamaran, hantaran, hingga pesta pernikahan. Dalam proses yang bertahap tersebut, sebagian diantara mereka gugur menuntaskannya. Banyak sebab yang menghadangnya, salah satunya adalah masalah kesanggupan ekonomi. Dimana pria lajang yang bekerja, penghasilannya hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari.

Sementara itu, tuntutan dari calon mertua banyak. Minimal ia mampu menyiapkan perkakas rumah tangga yang standar, juga bantuan materi untuk mengadakan pesta walau hanya sederhana. Artinya jika ia belum mampu menyiapkannya  berarti ia juga belum sanggup membina rumah tangga.

Menikah bukan sekadar perkara mencintai. Karena cinta datang setelah melampaui sebuah ujian, ujian kesabaran untuk menjalani hidup bersama. Sabar mengesampingkan ego dan sabar memahami karakter pasangan hidup. Cinta itu akan muncul dengan sendirinya. Itulah sebabnya sebelum menikah ada proses yang harus dijalani. Hendaknyalah seorang lajang paham akan konsep dasar ini sebagai acuan mempersiapkan diri .

Lamaran
Mempersiapkan cincin "pengikat". Bisa jadi cincin ini yang akan anda jadikan sebagai mas kawin nantinya. Tahap awal ini merupakan bentuk keseriusan anda terhadap calon pasangan  anda. Memang, semakin besar mas kawin yang anda berikan tentu akan lebih baik. Ini juga menjadi penilaian tersendiri di mata keluarga wanita.

Hantaran 
Tahap selanjutnya yang akan anda lalui. Kesepakatan ini dapat diambil dengan dua cara yang berbeda, tergantung masing-masing kebiasaan di daerah tersebut. 

Cara yang pertama melalui calon pasangan anda. Yakni calon pasangan anda memberitahu kepada keluarganya. Hal ini dilakukan untuk menghindari rasa malu atau minder kepada keluarga calon pasangan anda. Misalnya karena anda tidak mampu menyanggupi permintaan hantran mereka. Maka jika kesepakatan calon kedua mempelai diterima oleh pihak wanita, hantaranpun akan dilakukan pada hari yang telah disepakati juga.

Namun jika tidak disetujui, maka ada dua kemungkinan  yang terjadi, menunggu hingga sang pria mampu menyanggupi permintaan pihak wanita, atau tidak melanjutkan proses pernikahan alias batal.

Cara yang kedua dengan mempertemukan dua keluarga. Berarti belum ada kesepakatan antara kedua calon mempelai disini. Jika dirasa permintaan dari pihak wanita memberatkan atau terlalu besar, maka pihak pria dapat menawar untuk menguranginya  hingga tercapai titik kesepakatan.

Namun jika pihak pria tidak dapat menyanggupinya, berarti lamaran ditolak. Ini dapat menimbulkan rasa malu bagi pihak pria. Oleh sebab itu, sebaiknya janganlah mempertemukan dua keluarga besar lebih dulu jika belum ada kesepakatan bersama.

Hantaran itu berupa uang sebagai bantuan kepada pihak wanita dalam penyelenggaraan pesta pernikahan. Juga lemari, tempat tidur, perlengkapan sholat, perlengkapan mandi, kosmetik, dan lain-lain. Jika calon suami tidak mau ribet, cukup memberikan uang saja dengan harga yang dapat membeli itu semua.

Pesta Pernikah

Acara sakral ini menjadi pembuka diadakannya pesta pernikahan, yaitu ijab dan qobul. Setelah saksi mengucapkan kata “sah”, barulah pesta pernikahan dimulai. Selamat membuka lembaran baru.

Semoga bermanfaat


Share:

0 Comments:

Posting Komentar

Statistik Pengunjung