Informasi Dan Edukasi

Sabtu, 11 Januari 2020

E-Sport Masuk Sekolah, Mari Bercermin Pada Mata Pelajaran TIK

Sumber gambar: Pixabay

Electronic Sport atau yang sering disingkat dengan E-Sport, menjadi begitu antusias untuk diulik pasca Asian Games 2018 lalu di Jakarta-Palembang. Walau masih eksibisi, pada ajang pertandingan olahraga yang lebih besar nantinya, direncanakan pertandingan e-sport ini ada.

Lantas, sudah siapkah sekolah menampung e-sport masuk dalam kurikulum pendidikan? Adakah efek buruk yang terjadi pada siswa jika esport menjadi mata pelajaran di sekolah?

Memang memainkan gim ini dapat mengasah otak pada kemahiran taktik dan strategi. Juga dapat menambah kekompakan dalam tim. Namun selain sekelumit manfaat itu, e-sport juga punya kelemahan, yaitu, siswa hanya belajar bekerjasama dengan tim di dunia tidak nyata. Mampukah siswa mengaplikasikannya di dunia nyata? Tentu tidak sama.

Sebagian orang juga meresahkan manfaat olahraga yang didapat. Gerak dan olah tubuhnya tidak seperti olahraga lainnya yang mendominasi gerak tubuh. Pelajaran e-sport memerlukan perlengkapan yang tidak sedikit dan tidak murah. Layaknya pelajaran TIK, Teknologi Informasi dan Komunikasi, yang sempat dihilangkan pada kurikulum 2013.

Saya pernah mengajar di sekolah yang minim fasilitas. Guru bidang studi TIK hanya mampu mengajarkannya secara teori, sesuai yang ada di buku. Hasilnya, siswa hanya pernah membaca atau mendengar, apa itu “klik”, “shutdown”, “file”, dan istilah komputer lainnya. Tanpa pernah berada di laboratorium komputer. Bukan tidak sempat, melainkan tidak tersedianya media.

Mata pelajaran ini terkesan dipaksakan pada siswa. Ini hanya cocok bagi mereka yang mengenyam pendidikan di ibukota dengan fasilitas yang lengkap, disamping sudah menjadi kebutuhannya sebagai milenialis. Ini tidak bisa hanya dijelaskan secara teori, seperti pelajaran Bahasa Indonesia, IPS atau PKN. Sama saja, kan? Jika e-sport masuk menjadi pelajaran sekolah.

Maka e-sport layak masuk pada kurikulum pendidikan hanya untuk sekolah-sekolah tertentu yang menunjang dalam sarana dan prasarana. Dan dapat diratakan ke sekolah lainnya secara bertahap, menurut kondisinya. Semoga bermanfaat
Share:

0 Comments:

Posting Komentar

Statistik Pengunjung