Informasi Dan Edukasi

Rabu, 01 Januari 2020

“Ramadan Checklist”, Solusi Mendisiplinkan Ibadah Anak di Bulan Puasa

Siswa Ulun Nuha melaksanakan kegiatan tadarrus (dokumentasi pribadi)


Istilah puasa setengah hari, kerap kita dengar di masyarakat. Puasa yang hanya dilakukan sejak selesai sahur hingga waktu dzuhur. Benarkah diperbolehkan puasa setengah hari? Mengapa bisa muncul istilah tersebut?

Sebutan ini berlaku bagi anak-anak yang mulai belajar untuk membiasakan diri berpuasa. Sebenarnya bagi mereka, sebelum baligh, tidaklah dikenakan hukum wajib menjalankan puasa ramadhan. Namun, orang tua berinisiatif untuk membiasakannya sejak dini. Harapannya agar si anak mengenal proses berpuasa yang kelak akan wajib baginya untuk mengerjakannya.

Momen ramadhan dapat dimaknai secara luas. Bukan hanya puasa saja yang menjadi ibadah. Namun dibulan baik ini, kegiatan bermanfaat apa saja yang dikerjakan akan bernilai ibadah juga. Lebih banyak melakukan kegiatan yang bermanfaat, maka semakin banyak pula kebaikan yang akan diterima.

Poinnya adalah segala kegiatan yang bermanfaat bernilai ibadah, bukan hanya berpuasa. Menilik salah satu program pondokan di Sekolah Islam Ulunnuha Medan, menarik untuk dicontoh. Anak pondok, istilah bagi siswa yang tinggal di asrama sekolah, menerapkan program ramadan checklist. Apa itu ramadan checklist dan bagaimana pelaksanaannya? 

Ramadan checklist berupa selembar kertas yang  berisi jadwal ibadah anak-anak, yang dapat di centang bila sudah melaksanakannya. Sekaligus melatih kejujuran anak dalam beribadah.

Dokumentasi pribadi
Dimulai dari sepertiga malam terakhir, kegiatan yang akan mereka centang seperti; berdo’a saat bangun tidur, berwudhu, sholat tahajjud, berdo’a, bersahur, dan mengucap istighfar. Di waktu subuh mereka dianjurkan untuk; menjawab adzan, berdo’a setelah adzan, bersholawat, berdoa sesuai keinginan, sholat sunnah fajar, sholat subuh, berdzikir setelah sholat, membaca Al-Qur’an, bersedekah, berdzikir di pagi hari, menghadiri majlis ilmu dan sholat sunnah.

Beranjak ke waktu dhuha, kegiatannya; sholat dhuha, berdo’a, bersedekah, membaca Al-Qur’an, menghafal Qur’an, tidur siang sebelum dzuhur. Saat dzuhur, mereka akan mencetang kegiatan; menjawab adzan dzuhur, berdo’a setelah adzan, bersholawat, berdo’a sesuai keinginan, melaksanakan sholat sunnah qabliyah, sholat dzuhur, berdzikir setelah shalat, sholat sunnah ba’diyah, membaca Al-Qur’an, dan bersedekah.

Begitu juga dengan waktu ashar. Masuk waktu berbuka, kegiatannya antara lain; bersedekah makanan berbuka, berdo’a, menyegerakan berbuka, membaca do’a berbuka, membaca bismillah, berbuka dengan kurma, mendo’akan orang yang memberi makanan berbuka, dan berdo’a setelah makan.

Waktu maghrib, kegiatannya sama dengan ashar dan dzuhur. Begitu juga dengan waktu isya, dengan tambahan tarawih berjama’ah hingga sholat witir dan berdo’a setelah sholat witir. Menjelang tidur kegiatannya; membaca Al-Qur’an, berwudhu, membaca ayat kursi, membaca surah al-ikhlas, al-falaq, an-naas, dan berdo’a sebelum tidur.

Jadikanlah bulan penuh berkah ini sebagai sarana untuk memahamkan kepada anak-anak bahwa beribadah di bulan ini dapat melipatgandakan kebaikan. Ada baiknya contoh kegiatan ini juga dilakukan oleh orangtua di rumah kepada anaknya.

Semoga bermanfaat


Share:

0 Comments:

Posting Komentar

Statistik Pengunjung