Siswa Ulun Nuha melaksanakan kegiatan tadarrus (dokumentasi pribadi) |
Istilah
puasa setengah hari, kerap kita dengar di masyarakat. Puasa yang hanya
dilakukan sejak selesai sahur hingga waktu dzuhur. Benarkah diperbolehkan puasa
setengah hari? Mengapa bisa muncul istilah tersebut?
Sebutan
ini berlaku bagi anak-anak yang mulai belajar untuk membiasakan diri berpuasa.
Sebenarnya bagi mereka, sebelum baligh, tidaklah dikenakan hukum wajib
menjalankan puasa ramadhan. Namun, orang tua berinisiatif untuk membiasakannya
sejak dini. Harapannya agar si anak mengenal proses berpuasa yang kelak akan
wajib baginya untuk mengerjakannya.
Momen
ramadhan dapat dimaknai secara luas. Bukan hanya puasa saja yang menjadi
ibadah. Namun dibulan baik ini, kegiatan bermanfaat apa saja yang dikerjakan
akan bernilai ibadah juga. Lebih banyak melakukan kegiatan yang bermanfaat,
maka semakin banyak pula kebaikan yang akan diterima.
Poinnya
adalah segala kegiatan yang bermanfaat bernilai ibadah, bukan hanya berpuasa.
Menilik salah satu program pondokan di Sekolah Islam Ulunnuha Medan, menarik
untuk dicontoh. Anak pondok, istilah bagi siswa yang tinggal di asrama sekolah,
menerapkan program ramadan checklist. Apa itu ramadan checklist
dan bagaimana pelaksanaannya?
Ramadan
checklist berupa selembar kertas yang
berisi jadwal ibadah anak-anak, yang dapat di centang bila sudah
melaksanakannya. Sekaligus melatih kejujuran anak dalam beribadah.
Dokumentasi pribadi |
Beranjak
ke waktu dhuha, kegiatannya; sholat dhuha, berdo’a, bersedekah, membaca
Al-Qur’an, menghafal Qur’an, tidur siang sebelum dzuhur. Saat dzuhur, mereka
akan mencetang kegiatan; menjawab adzan dzuhur, berdo’a setelah adzan,
bersholawat, berdo’a sesuai keinginan, melaksanakan sholat sunnah qabliyah,
sholat dzuhur, berdzikir setelah shalat, sholat sunnah ba’diyah, membaca
Al-Qur’an, dan bersedekah.
Begitu
juga dengan waktu ashar. Masuk waktu berbuka, kegiatannya antara lain;
bersedekah makanan berbuka, berdo’a, menyegerakan berbuka, membaca do’a
berbuka, membaca bismillah, berbuka dengan kurma, mendo’akan orang yang memberi
makanan berbuka, dan berdo’a setelah makan.
Waktu
maghrib, kegiatannya sama dengan ashar dan dzuhur. Begitu juga dengan waktu
isya, dengan tambahan tarawih berjama’ah hingga sholat witir dan berdo’a
setelah sholat witir. Menjelang tidur kegiatannya; membaca Al-Qur’an, berwudhu,
membaca ayat kursi, membaca surah al-ikhlas, al-falaq, an-naas, dan berdo’a
sebelum tidur.
Jadikanlah
bulan penuh berkah ini sebagai sarana untuk memahamkan kepada anak-anak bahwa
beribadah di bulan ini dapat melipatgandakan kebaikan. Ada baiknya contoh kegiatan
ini juga dilakukan oleh orangtua di rumah kepada anaknya.
Semoga
bermanfaat
0 Comments:
Posting Komentar