Informasi Dan Edukasi

Rabu, 01 Januari 2020

Merukiah, Kenapa Tidak?

Sumber gambar: Pixabay


Pernah seseorang datang pada saya mengabarkan saudaranya yang sakit. Seorang anak berumur sekitar kelas lima sekolah dasar. Katanya, dia bermain-main di sungai bersama teman-temannya. Sepulangnya, ia jatuh sakit hingga seminggu badannya seperti kaku. Tidak mau makan selama seminggu. Hanya roti yang dicuil kecil-kecil lalu dicampur dengan air minum agar dapat diminumnya menggunakan sedotan.

Ia juga sudah dibawa ke rumah sakit namun tak kunjung sembuh. Akhirnya orang tuanya membawanya kembali ke rumah untuk berobat jalan. Pemuda itu meminta saya untuk merukiah anak itu.

Rukiah adalah metode pengobatan nabi dengan cara membaca ayat-ayat Al-Qur’an. Rukiah umumnya digunakan untuk mengobati penyakit yang disebabkan karena gangguan jin. Selain itu, rukiah juga dapat menyembuhkan penyakit jasmani. Dalam Sunan Ibnu Majah disebutkan dari hadits Aisyah, “Rasulullah memberikan izin untuk meruqyah terhadap gigitan ular dan sengatan kalajengking.” (Al-Bukhari 5741 dan Muslim 2193).

Permintaannya itu saya anggap sebagai basa-basi obrolan saja sebagai untaian kalimat tali silaturrahmi. Bagaimana mungkin saya yang tidak tahu merukiah, tiba-tiba diminta untuk merukiah. Begitu pikir saya.

Pengetahuan saya tentang ilmu rukiah juga hanya sebatas membaca buku. Dan pernah dirukiah, bukan praktisi.  Sayapun menolak permintaan itu dengan alasan tidak pandai merukiah dan menganjurkan untuk berobat medis saja.

Tapi pemuda itu begitu yakin bahwa saya bisa merukiah. Hingga ia mengatakan, “kalaupun tak ada perubahan, maka tak mengapa. Tapi, cobalah dulu”.

Kalau saja ada orang yang pandai merukiah di kampung itu, saya pasti akan menujukan kepadanya.

Baiklah. Bismillah. Sayapun memenuhi permintaannya dengan niat untuk tidak mengecewakannya. Dan saling menolong dalam satu kampung. Yang saya lakukan hanya membaca surah al-fatihah, surah al-ikhlas, surah al-falaq, dan surah an-nas. Hanya itu.

Hari berikutnya pemuda itu mengabarkan kembali kondisi anak itu yang mulai membaik. Entah itu secara kebetulan atau memang manfaat rukiah, pikir saya. Allahu a’lam. Sayapun kembali melakukan rukiah dengan bacaan rukiah yang sudah saya hapal dari buku.

Setahu saya, penyembuhan dengan terapi rukiah tidak bisa hanya sekali. Oleh sebab itu pengobatan rukiah disebut terapi, karena berkesinambungan. Atas izin Allah kondisinya semakin membaik hingga ia sehat kembali. Segala puji hanya milik Allah. Siapa saja bisa merukiah. Tidak harus menjadi ustad dulu baru bisa merukiah.

Semoga bermanfaat

Rujukan: Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah, Metode Pengobatan Nabi, 2018, Penerbit Griya Ilmu.













Share:

0 Comments:

Posting Komentar

Statistik Pengunjung