Sumber gambar: Pixabay |
Masih
terngiang di telinga saya ucapan salah satu guru saya dulu sewaktu masih duduk
di bangku di SMP, “Kalau mau kaya jangan jadi guru, berdaganglah!”. Mematahkan
semangat mungkin, iya. Tapi lebih tepatnya ia memberikan gambaran atas sebuah
harapan.
Namun
sayang, harapan itu kini telah menjadi nyata. Menekuni profesi guru sebuah
kebanggaan. Menelurkan para pemimpin, pengusaha, bahkan guru besar. Mereka
semua berawal dari bimbingan seorang guru.
Kini
saya tahu apa yang pernah dikatakan oleh guru saya dulu. Sembilan belas tahun
yang lalu. Tentang kesejahteraan guru yang masih saja terdapat berita ada guru
honorer yang mendapat gaji seratus ribu rupiah perbulan.
Jika
musim penerimaan pegawai negeri sipil tiba, ada saja sekelompok guru yang turun
ke jalan untuk berdemo menuntut hak mereka yang pernah dijanjikan akan diangkat
menjadi pegawai negeri.
Melihat
kepada beban pekerjaan yang diemban oleh guru, rasanya belum setimpal dengan
gaji yang ia terima. Setiap hari harus membuat rencana pembelajaran
perpertemuan. Menyiapkan perangkat pembelajaran lainnya yang hampir sama
tebalnya dengan skripsi.
Belum
lagi jika siswa yang dihadapi di kelas tidak mau diajar, dengan segala latar
belakang alasan. Tak pelak jika terkadang kesabarannya habis sebagai seorang
manusia biasa. Karena siswa yang tidak mau mendengarkan penjelasannya. Atau
siswa yang bersikap kurang hormat kepadanya.
Namun
hal-hal itu tak penah menyurutkan semangatnya untuk terus berjuang mendidik
anak-anak bangsa. Itulah seorang guru, pahlawan tanpa tanda jasa. Harapan
besarnya adalah agar kelak mereka menjadi orang yang berhasil.
Tak
heran jika banyak guru yang mencari sampingan pekerjaan dengan berjualan.
Kantor guru menjadi “pasar” bagi sebagian mereka di sela-sela jam istirahat.
Rekan-rekan guru menjadi pangsa pasarnya. Ini demi agar tercukupinya kebutuhan.
Ada yang berjualan madu, kurma, herbal, pewangi baju, kue, bahkan menjadi agen
biro perjalanan umroh.
Ini
sudah lumrah. Profesi guru bukan lagi menjadi prioritas, malah pekerjaan
sampingan bagi sebagian kalangan. Benarlah memang jika dikatakan guru adalah
pahlawan tanpa tanda jasa. Atas kesabarannya menghadapi ribuan watak siswa.
Atas kesabarannya menerima pamrih yang ala kadarnya.
Semoga bermanfaat
0 Comments:
Posting Komentar