Informasi Dan Edukasi

Sabtu, 31 Agustus 2019

Dilan 1990, Mengubah Cara Pandang Guru terhadap Siswa

Sumber gambar: Pixabay

Nafas drama dalam novel Dilan 1990 yang berhasil difilmkan masih berhembus. Banyak media sosial menancapkan tanda pagar dilan1990. Kalangan remaja serasa terbius oleh alunan cerita mesra nan manja yang disuguhkan. Sosok Dilan yang diperankan oleh Iqbal Diafakhri cukup memukau para pecinta film ber-genre drama romantis ini.

Ada bagian film yang sangat sayang untuk tidak dikupas mengambil manfaatnya. Saat Milea berada di rumah Dilan, Anhar menelepon Dilan agar datang ke tempatnya. Milea mencegahnya dengan minta ikut bersama Dilan. Ia terus berada di rumah Dilan, menunggunya hingga Dilan tertidur di sofa ruang tamunya.

Pandangannya masih belum lepas dari Dilan. Hingga ibunya mengajaknya ke kamar Dilan. Milea mendapati banyak sekali buku di kamarnya. Berbagai macam bacaan, baik umum maupun pelajaran sekolah. Ada sebuah buku yang masih terbuka, letaknya terbalik diatas susunan buku-buku. Menunjukkan buku itu masih setengah dibaca dan enggan untuk ditutup.

Milea juga menemui sebuah catatan puisi di buku catatannya. Kata-kata yang dirangkai Dilan begitu indah hingga menarik simpati Milea lebih dalam. Terlepas dari settingan film yang mungkin memang dibuat seperti itu sebagai pendukung karakter.

Cowok urakan Dilan adalah seorang kutu buku. Juga sayang kepada ibunya dan pandai merangkai puisi. Yang saya tahu, seorang yang pandai merangkai puisi adalah seorang yang cerdas dan peka dengan rasa. Juga seorang yang mempunyai wawasan baca yang luas.

Siapa yang menyangka, melihat tampilan Dilan sepertinya jauh dari anggapan baik. Melawan guru, menjatuhkan dinding saat kelas sebelah sedang belajar, juga sering membuat kasus kenakalan di sekolah.

Fakta dan Pengalaman

Kurang lebih sudah tujuh tahun, hingga artikel ini turun, saya menekuni dunia mengajar dan sedikit banyaknya mengenal sifat dan perilaku siswa yang beragam. Saya banyak menjumpai siswa di sekolah yang berperilaku seperti Dilan, malah orang-orang yang begitu bersikap santun kepada gurunya jika berjumpa di luar sekolah.

Bahkan setelah tamat sekolah sekalipun, mereka tidak merasa malu menegur guru. Siswa urakan itu spesial. Jangan menilai sebuah buku dari sampulnya. Begitu sebuah ungkapan mengatakan. Bisa saja sampul buku itu dibuat sangat menarik agar memikat pembeli untuk membelinya. Setelah dibaca, isinya biasa saja.

Jangan sepele dengan buku kuno yang  tampilan sampulnya jelek,  karena bisa jadi buku kuno itu malah mengandung seabreg ilmu. Sebaiknya seorang guru tidak memandang sama kepada setiap siswa yang nakal. Beragam karakter dan pola pikir. Ia nakal bukan berarti buruk sepenuhnya. Banyak faktor yang melatarbelakanginya. Kenalilah maka anda akan menyayanginya.

Semoga bermanfaat.
Share:

0 Comments:

Posting Komentar

Statistik Pengunjung