Sumber gambar: Pixabay |
Nafas
drama dalam novel Dilan 1990 yang berhasil difilmkan masih berhembus. Banyak
media sosial menancapkan tanda pagar dilan1990. Kalangan remaja serasa terbius
oleh alunan cerita mesra nan manja yang disuguhkan. Sosok Dilan yang diperankan
oleh Iqbal Diafakhri cukup memukau para pecinta film ber-genre drama
romantis ini.
Ada
bagian film yang sangat sayang untuk tidak dikupas mengambil manfaatnya. Saat
Milea berada di rumah Dilan, Anhar menelepon Dilan agar datang ke tempatnya.
Milea mencegahnya dengan minta ikut bersama Dilan. Ia terus berada di rumah
Dilan, menunggunya hingga Dilan tertidur di sofa ruang tamunya.
Pandangannya
masih belum lepas dari Dilan. Hingga ibunya mengajaknya ke kamar Dilan. Milea
mendapati banyak sekali buku di kamarnya. Berbagai macam bacaan, baik umum
maupun pelajaran sekolah. Ada sebuah buku yang masih terbuka, letaknya terbalik
diatas susunan buku-buku. Menunjukkan buku itu masih setengah dibaca dan enggan
untuk ditutup.
Milea
juga menemui sebuah catatan puisi di buku catatannya. Kata-kata yang dirangkai
Dilan begitu indah hingga menarik simpati Milea lebih dalam. Terlepas dari settingan
film yang mungkin memang dibuat seperti itu sebagai pendukung karakter.
Cowok
urakan Dilan adalah seorang kutu buku. Juga sayang kepada ibunya dan
pandai merangkai puisi. Yang saya tahu, seorang yang pandai merangkai puisi
adalah seorang yang cerdas dan peka dengan rasa. Juga seorang yang mempunyai
wawasan baca yang luas.
Siapa
yang menyangka, melihat tampilan Dilan sepertinya jauh dari anggapan baik.
Melawan guru, menjatuhkan dinding saat kelas sebelah sedang belajar, juga
sering membuat kasus kenakalan di sekolah.
Fakta
dan Pengalaman
Kurang
lebih sudah tujuh tahun, hingga artikel ini turun, saya menekuni dunia mengajar
dan sedikit banyaknya mengenal sifat dan perilaku siswa yang beragam. Saya
banyak menjumpai siswa di sekolah yang berperilaku seperti Dilan, malah
orang-orang yang begitu bersikap santun kepada gurunya jika berjumpa di luar
sekolah.
Bahkan
setelah tamat sekolah sekalipun, mereka tidak merasa malu menegur guru. Siswa urakan
itu spesial. Jangan menilai sebuah buku dari sampulnya. Begitu sebuah ungkapan
mengatakan. Bisa saja sampul buku itu dibuat sangat menarik agar memikat
pembeli untuk membelinya. Setelah dibaca, isinya biasa saja.
Jangan
sepele dengan buku kuno yang
tampilan sampulnya jelek, karena
bisa jadi buku kuno itu malah mengandung seabreg ilmu. Sebaiknya seorang
guru tidak memandang sama kepada setiap siswa yang nakal. Beragam karakter dan
pola pikir. Ia nakal bukan berarti buruk sepenuhnya. Banyak faktor yang
melatarbelakanginya. Kenalilah maka anda akan menyayanginya.
0 Comments:
Posting Komentar