Informasi Dan Edukasi

Sabtu, 10 Agustus 2019

5 Cara Menjawab Pertanyaan Kapan Nikah

Sumber gambar: Pixabay


Siapa yang tak ingin segera membuka lembaran baru? Siapa yang tak ingin punya pendamping hidup? Siapa yang ingin terus-terusan menjomblo? 

Setiap orang ingin mempunyai pendamping hidup ketika umur telah mapan. Pria dan wanita sama saja mempunyai kekhawatiran ketika belum menikah, sementara teman-teman sebayanya sudah banyak yang melepas status lajang.

Banyak faktor kenapa seseorang menunda pernikahan, dengan berbagai konflik yang dialami. Misalnya karena faktor ekonomi dimana masyarakat pada umumnya merasa kurang sempurna jika pernikahan tanpa pesta. Padahal, hal tersebut bisa membebankan calon pengantin. Khususnya calon pengantin pria yang berpenghasilan secukupnya.

Bisa juga karena masalah sosial. Seperti tidak direstui oleh kedua orangtua mereka. Sehingga rencana pernikahan pun dibatalkan. 

Atau karena selera. Baik pria maupun wanita, punya selera masing-masing dalam menentukan kriteria calon pasangan hidupnya. Belum menemukan yang cocok sebagai pendamping hidup. Dan banyak lagi masalah lain penyebab belum menikah. 

Terkadang teman tidak mengerti dengan masalah yang dihadapi orang yang belum menikah. Pertanyaan kapan menikah, mungkin saja maksudnya baik, agar ia bersemangat untuk cepat membina rumah tangga. Bahagia jika melihat teman bahagia. Hanya itu.

Tapi bagaimana dengan kondisi mental orang yang ditanya? Tidak sedikit orang yang belum menikah merasa tersinggung dengan pertanyaan itu. Oleh sebab itu, pahami kondisi mental orang yang ditanya. Jangan asal melempar pertanyaan pada orang yang anda tidak tahu kondisi mentalnya, walau dalam balutan canda.

Berikut beberapa cara untuk menyikapi pertanyaan tersebut;

1. Alihkan Pembicaraan
Lihatlah apa yang ada di sekitar anda, saat pertanyaan itu tengah ditujukan pada anda. Anda dapat mengomentari hal-hal di sekitar anda. Atau isu terbaru yang sedang hangat di perbincangkan. Mudah-mudahan teman anda langsung mengerti, bahwa anda tidak menyukai pertanyaan itu.

2. Jawab Sekenanya
Biasanya pertanyaan itu bersifat canda. Atau sekedar mengisi kekosongan obrolan. Tak perlu menanggapinya dengan serius. Jawab sekenanya saja. Misalnya, "kalau tidak sabtu, ya minggu". Suasanapun hangat kembali. Atau, "bulan mei", "ya, maybe yes, maybe no", atau menjawab "setelah lebaran" tanpa anda beritahu lebaran di tahun berapa. Sederhana, bukan?

3. Tersenyum atau Tertawa
Acap kali setiap jumpa selalu itu yang ditanyakan. Tak pandang tempat dan waktu. Ketemu secara tiba-tiba. Misalnya saat sedang membayar belanjaan di kasir, atau sedang menghadiri pesta, atau lainnya yang tidak dalam kondisi sedang berkumpul.

Dalam hal ini anda diuntungkan oleh waktu. Manfaatkanlah waktu yang sempit itu dengan hanya tersenyum atau tertawa kecil sebagai respon anda. Mereka akan tahu bahwa anda belum merencanakan pernikahan.

4. Diam
Ini langkah berikutnya jika anda memang benar-benar tidak ingin di ganggu dengan pertanyaan tersebut. Atau anda tengah badmood tapi ditanya hal itu. Diam dapat menangkal kelanjutan obrolan. Sikap diam mewakili jawaban anda seolah anda mengatakan, jangan tanyakan itu padaku.

5. Jujur
Kebohongan hanya akan menutupi alasan sebelumnya. Begitulah seterusnya. Orang akan terus berbohong untuk menutupi kebohongan yang pernah ia lakukan. Kebalikannya, jujur dapat menyelesaikan masalah. Katakan bahwa anda masih belum mempunyai kesanggupan finansial, jika memang itu masalahnya.

Bisa jadi malah anda akan diberikan solusi. Tergantung tempat dan waktu. Jawaban jujur lebih tepatnya digunakan pada acara resmi kekeluargaan. Biasanya pertanyaan itu muncul dari sanak keluarga atau teman dekat yang memang mengerti akan perjuangan hidup anda.

Sikapilah dengan bijak pertanyaan itu sesuai situasi dan kondisi. Tetap tenang dan yakin bahwa jodoh itu sudah di atur oleh Tuhan. 

Semoga bermanfaat

Share:

0 Comments:

Posting Komentar

Statistik Pengunjung