Sumber gambar: Pixabay |
Sekolah adalah salah satu sarana pendidikan bagi anak anak. Setiap wali siswa tentu ingin mengetahui perkembangan anaknya di sekolah. Baik buruk perilakunya atau perkembangan akademisnya. Berita dari sekolahpun menjadi suatu kebutuhan bagi wali siswa. Acap terjadi penyampaian informasi yang tak sesuai, baik dari siswa kepada orangtuanya maupun siswa kepada gurunya, dengan maksud untuk kepentingan diri sendiri.
Misalnya
siswa yang telat hadir ke sekolah. Ketika ditanya, ia beralasan bahwa orang
tuanya lama mengantarnya ke sekolah. Padahal, ia terlambat bangun tidur. Atau,
siswa yang mengadu kepada orang tuanya bahwa gurunya telah menyetrapnya
disebabkan gurunya tak suka padanya. Padahal, ia mendapat hukuman dari gurunya
karena kesalahannya.
Ketidaksesuaian
informasi ini tentu memicu timbulnya buruk sangka, baik guru ataupun wali
siswa. Guru dapat menyangka bahwa wali siswa tidak mendukung sekolah, atau wali
siswa bisa jadi malah mempercayai aduhan anaknya yang salah. Tentu hal ini
dapat berujung pada kemarahan.
Contoh
lain yang pernah saya alami. Satu semester telah berlalu. Sebagian besar siswa
kelas tujuh telah menyerahkan ijazah SD-nya ke pihak sekolah untuk keperluan
sekolah, seperti pencatatan nomor ijazah. Namun masih ada siswa yang belum
mengumpulkannya. Lantas petugas tata usaha menanyakan kepada sebagian kecil siswa
tersebut. Wajar, karena sebagian besarnya sudah menyerahkan.
Siswa
melapor kepada orangtuanya bahwa pihak sekolah telah memaksanya agar
menyerahkan ijazah. Mereka takut untuk datang ke sekolah jika belum menyerahkan
ijazah. Disangka ilegal atau lainnya. Tentu orangtua akan berpikir tidak baik
ke pihak sekolah, karena telah memaksa si anak.
Padahal
pihak sekolah hanya menanyakan, dan jika telah diambil dari sekolah dasarnya,
agar segera menyerahkan kepada pihak sekolah. Karena pernah terjadi, siswa kelas
sembilan masih belum menyerahkan ijazah. Tentu ini akan merepotkan sekolah
dalam mengikutkannya pada Ujian Nasional. Setelah diusut, ternyata siswa
tersebut masih punya kewajian yang belum diselesaikan di sekolah tempat ia
mengambil ijazah.
Parents
Gathering adalah sebuah kegiatan mempertemukan orangtua siswa
dengan pihak sekolah, baik guru maupun wali kelas. Rangkaian acaranya seperti
menyampaikan arah dan tujuan sekolah, mendengar keluhan orang tua, pengajian,
kegiatan outdoor, prasmanan, dan lain-lain.
Sekolah
bebas menentukan acaranya. Intinya adalah menjalin komunikasi yang baik.
Kegiatan ini dapat dijadikan agenda bulanan, trimester, semester atau tahunan.
Tujuannya untuk memudahkan komunikasi, mempererat rasa kekeluargaan dan
meluruskan kesalahpahaman.
Dalam
kegiatan parents gathering inilah wali siswa mengenal lebih dekat wali
kelas atau guru yang mengajar anaknya secara santai. Sehingga jika ada
informasi apapun dari siswa, maka orang tua dapat langsung menghubungi wali
kelas atau guru untuk klarifikasi lebih lanjut.
Begitu juga sebaliknya, guru akan mengklarifikasi informasi yang didapat dari siswa kepada orang tuanya. Ini merupakan solusi untuk meluruskan kesalahpahaman informasi, juga menyamakan persepsi antara pihak sekolah dengan wali siswa. Semoga bermanfaat
Begitu juga sebaliknya, guru akan mengklarifikasi informasi yang didapat dari siswa kepada orang tuanya. Ini merupakan solusi untuk meluruskan kesalahpahaman informasi, juga menyamakan persepsi antara pihak sekolah dengan wali siswa. Semoga bermanfaat
0 Comments:
Posting Komentar