Informasi Dan Edukasi

Rabu, 01 Januari 2020

Guru, Siswa, dan Orang Tua

Sumber gambar: Pixabay

Peran orangtua menentukan perkembangan pendidikan anak. Tempat pendidikan pertamanya adalah rumah dimana orangtua sebagai gurunya. Mulai dari belajar makan, berdiri, berjalan, berbicara dan lain sebagainya. Semua itu diajarkan oleh orangtua. Lalu, perlukah lembaga pendidikan lain selain rumah?

Ya, karena semakin tumbuh besar dan dewasanya anak, semakin banyak ilmu pengetahuan yang harus ia tahu. Lantas, pantaskah orangtua yang memasukkan anaknya ke lembaga pendidikan lalu menyerahkan sepenuhnya tanpa mau tahu kondisi pendidikannya? Ini ada dan kerap saya jumpai.

Saya melihat adanya kekurangperhatian orangtua pada anak didik dalam menjalin kerjasama dengan sekolah. Pengalaman saya sebagai walikelas, ketika anak-anak mengambil hasil ujian mereka di sekolah, selalu terdapat orangtua yang tidak bisa hadir dengan alasan kesibukan pribadi.

Mengapa harus orangtua yang mengambil hasil ujian ke sekolah? Itu sebagai bentuk perhatian orangtua pada anaknya. Interaksi ini bertujuan untuk mengetahui sampai dimana kemampuan anak didik dan apa saja kendala yang dihadapi olehnya dalam belajar. Disini, orangtua akan mendapat informasi terkait perkembangan pendidikan anaknya dan sebaliknya, wali kelas mendapat  jawaban dari orangtua akan kendala anak didiknya yang selama ini dialami.

Selanjutnya dapat diambil kesimpulan untuk memperbaiki kekurangan dalam pola belajarnya. Ironisnya, masih banyak dijumpai orangtua yang mengabaikan momen ini. Seharusnya sesibuk apapun orangtua, sejauh apapun orangtua, mampulah kiranya memberikan waktunya hanya sebentar ke sekolah sebagai wujud kerjasama yang baik.

Pun pemberian hasil ujian berlangsung hanya sekali persemester, bukan setiap bulan apalagi setiap minggu. Wajar jika saya katakan orangtua kurang perhatian pada anaknya jika tidak dapat menghadirinya. Seyogyanyalah orangtua bisa bekerja sama dengan lembaga pendidikan secara baik. Ini dimaksudkan agar sama-sama bisa memonitor perkembangan pendidikan anak.

Minimal orangtua dapat menanamkan kepada anaknya untuk mencintai guru dan menghormatinya di sekolah. Tidak melawannya dan tidak membantah ucapan guru. Tidak memanjakannya dengan membelikan motor mahal untuk dibawa ke sekolah, atau ponsel keluaran terbaru agar dapat pamer dengan teman-temannya.

Jika ini dilakukan, maka tidak akan terjadi tragedi guru Budi, yang meninggal dunia karena ulah muridnya yang tidak terima didisiplinkan dalam kelas. Berita ini sempat viral pada februari 2018. Ini mencegah dari orangtua yang tidak terima jika kelak anaknya mendapatkan kasus di sekolah, seperti tinggal kelas, berkelahi, membuat onar di kelas, melawan guru, bolos sekolah dan lain sebagainya.

Seolah tidak ada komunikasi sebelumnya. Padahal dengan adanya tatap muka saat mengambil hasil ujian anak, informasi mengenai anak yang bersangkutan dapat tersampaikan. Lainnya, saat penerimaan siswa baru, tidak sedikit orangtua yang meminta agar anaknya tinggal di asrama sekolah. Padahal kuota asrama yang tersedia sangat terbatas. Jika dirata-ratakan jawabannya adalah agar anaknya terawasi. Mereka takut anaknya terjerumus ke dalam pergaulan yang bebas.

Mungkin pihak sekolah masih dapat mempertimbangkannya jika calon siswa itu berada di luar kota. Tapi yang terjadi malah domisilinya sama. Masih sekampung dengan sekolah tersebut. Jika kebanyakan jawaban orang tua begitu, dapat disimpulkan –menurut saya- bahwa orang tua mulai ‘menjengkali’ anaknya. Atau orangtua tidak mau repot mendidik anaknya di rumah.

Mengapa harus berhenti berjuang mendidik anak sendiri? Mengapa orangtua begitu mudah percaya dengan lembaga pendidikan yang menyediakan asrama? Asrama sekolah bukanlah ‘bengkel’ sikap. Bagaimana jika teman-teman yang ia temui bukan teman yang baik? Bukankah ini malah menjadikannya tidak baik pula.

Tidak ada jaminan siswa akan menjadi lebih baik selepas tinggal di asrama sekolah. Walaupun ada pembimbing asrama, tapi yang diawasinya itu bukan satu dua orang anak, tapi banyak. Peran orang tua sangat penting untuk menentukan sikap baik seorang anak. Setidaknya jalinlah kerjasama yang baik dengan pihak sekolah agar sama-sama dapat mengawasi anak didik. Semoga bermanfaat
Share:

0 Comments:

Posting Komentar

Statistik Pengunjung