Bagaimana Layaknya Bersikap terhadap Guru*
Ilustrasi gambar: Pixabay |
Memang benar ungkapan yang mengatakan bahwa buku
adalah gudang ilmu, akan tetapi tidak semua bahasa buku bisa anda pahami dan
kuasai dengan benar. Banyak pembahasan ilmiah dalam buku yang membutuhkan
bimbingan seorang guru, agar pembaca terhindar dari kesalah-pahaman atas apa
yang dimaksud oleh penulis buku itu. Ringkasnya, ilmu pengetahuan haruslah
ditimba dari seorang guru.
Kesuksesan menuntut ilmu dapat diukur dari sejauh mana
anda bersikap terhadap guru anda. Sebesar apa anda menaruh rasa hormat,
menghargainya, memuliakannya, dan bersikap ramah terhadapnya. Diantaranya; jika
anda sedang berbicara padanya, maka dengarkanlah dengan seksama penjelasannya,
dan jangan menyela pembicaraannya.
Jika anda ingin menanyakan sesuatu padanya,
bersikaplah yang baik dengan tidak mendesaknya menjawab pertanyaan anda. Juga
tidak mengajaknya untuk berdebat. Tidak mendahuluinya berbicara, dan jangan
banyak bicara. Bahkan jika anda sedang berjalan dengannya, maka janganlah mendahuluinya
berjalan, kecuali anda terburu karena sesuatu yang sangat penting, dengan
meminta izin terlebih dahulu.
Jangan banyak bertanya khususnya pada khalayak ramai,
karena hal itu dapat membuatnya bosan, dan anda akan rentan terjatuh dalam
kesombongan. Jangan sekali-kali memanggilnya dengan sebutan namanya saja, atau
nama dan julukannya. Melainkan dengan kata sapaan “Pak..” atau “Ustadz..” dan
yang sejenisnya. Dan tidak memanggilnya dari kejauhan, kecuali pada keadaan
yang darurat.
Hakikatnya, guru anda adalah pengganti orangtua anda
saat anda berada di sekolah. Maka sebagaimana anda hormat kepada kedua orangtua
anda, begitu juga anda perlakukan guru anda. Berusahalah untuk menunjukkan
wajah gembira dihadapannya tengah ia masuk kelas untuk mengajarkan mata
pelajaran yang dibawanya.
Bak kata pepatah, sepandai-pandainya tupai melompat,
suatu ketika akan jatuh juga. Begitu juga guru, pasti pernah salah dihadapan
anda. Karena tidak ada manusia yang sempurna, atau bersih dari kesalahan. Maka
jika ia bersalah, janganlah sampai menjatuhkan kedudukannya. Karena hal itu
hanya akan menjadi penghalang masuknya ilmu pengetahuan kepada anda.
Hindarilah hal-hal yang dapat membuatnya kesal, maka
mintalah izin dulu sebelum melakukan sesuatu. Jika ia rela untuk anda melakukannya,
maka lakukanlah. Namun jika ia tidak rela untuk anda lakukan, maka janganlah
diperbuat. Bukan perbuatan yang baik pula jika anda berniat untuk menguji
kemampuan ilmiahnya.
Jika anda merasa ingin untuk berganti guru, maka
mohonlah izin padanya. Maka yang demikian itu lebih baik. Memelihara sikap
hormat anda kepadanya dan lebih menjaga hatinya agar tetap mencintai dan
menyayangi anda. Juga jangan bersikap berlebihan dalam menghormatinya, seperti
membungkukkan badan ketika menyapanya, dan lain sebagainya.
Semoga bermanfaat
*) Disarikan dari kitab Hilyah Thalibil Ilmi, Bakr Bin Abdullah Abu Zaid, Bab Menghormati Guru.
0 Comments:
Posting Komentar