Apa yang Harus Anda Persiapkan Saat Mendapat Jadwal Ceramah?
Kita masih berada di bulan Ramadan. Bagi Anda seorang
pelajar, tentu ada yang sedang mengikuti kegiatan pesantren kilat ramadan, atau
lebih sering disingkat dengan ‘PKR’. Berbeda sekolah berbeda juga kegiatannya.
Ada juga yang melabel kegiatan ini sebagai safari ramadan. Tidak ada perbedaan
yang jauh antara keduanya. Kalau ‘PKR’ biasanya dilaksanakan di lingkungan
sekolah, namun safari ramadan biasanya mengunjungi beberapa masjid tertentu
atau terdekat.
Nah, bicara soal kegiatan
ramadan, salah satu kegiatannya adalah berceramah. Dengan tujuan menanamkan
bibit menjadi penceramah di kemudian hari. Anda yang baru mengikuti kegiatan
ini, dan mendapat jadwal berceramah, tentu menjadi tantangan tersendiri untuk
bisa melatih skill Anda. Berikut ini beberapa kiat yang dapat Anda lakukan
sebagai persiapan diri.
Pertama, persiapkan materi
ceramah. Tentukan dulu siapa pendengarnya. Survey lokasi itu penting, agar
Anda tahu bagaimana karakteristik pendengar Anda nantinya. Hal ini juga memudahkan Anda untuk menentukan
judul atau tema yang akan Anda angkat dalam ceramah. Usia berapa paling banyak
pendengarnya, lingkungan tersebut di dominasi oleh suku apa, dan isu apa yang
sedang hangat di tempat tersebut.
Baik, sekarang akan kita bahas satu persatu, ya!
Misalkan pendengar Anda kebanyakan usia remaja. Nah,
kira-kira apa saja yang dibutuhkan remaja pada umumnya. Pencarian jati diri,
krisis percaya diri, menentukan passion atau seputar karir. Anda dapat
memilih tema “Rasulullah adalah sebaik-baik akhlak” atau tema “Kisah sukses
Abdurrahman Bin Auf Menjalankan Bisnis”
Lantas, bagaimana jika pendengar Anda kebanyakan usia
senja? Umumnya, usia bukan muda membutuhkan ketentraman hati, refleksi diri,
dan berbagai macam amalan yang dapat dilakukan. Anda dapat mengangkat tema
“Faedah Sedekah”, “Pengertian Pahala Jariah”, dan lain-lain.
Lalu mengapa mengetahui suku terbanyak di daerah itu
menjadi penting? Menggunakan dialek dan bahasa yang mereka kuasai itu lebih cepat
dimengerti oleh pendengar. Ada baiknya Anda mempelajari setidaknya dua puluh
hingga lima puluh persen saja bahasa
mereka, sehingga Anda dapat menyisipkannya dalam ceramah yang Anda bawakan.
Ketahui juga isu apa yang sedang hangat di daerah
tersebut. Jangan sampai Anda terjebak kedalamnya. Hal ini bertujuan untuk
membatasi pembahasan Anda pada ranah yang sensitif mereka dengar. Misalnya
tentang perbedaan dalam beramal. Jika pembahasan tersebut mengarah pada
perpecahan, maka sebaiknya Anda hindari, dan memilih materi yang pendengar bisa
menerimanya.
Kedua, sesuaikan durasinya.
Lamanya ceramah yang akan Anda jalankan, hendaknya tidak melebihi batas
waktu yang ditentukan oleh panitia. Ini akan mempengaruhi kredibilitas Anda
sebagai penceramah. Oleh sebab itu, Anda tidak melebarkan pembahasan Anda
melebihi isi materi.
Cukupkan pada poin-poin penting dari penjabaran
materi. Jikapun masih tersisa waktu, Anda dapat menambahkan penjelasan salah
satu poin lebih mendalam. Peserta pesantren kilat ramadan, biasanya latihan
berceramah dicukupkan hanya sampai lima belas menit saja, atau biasa disebut
dengan “kulibas”, kuliah lima belas menit.
Ketiga, kurangi bercanda. Ingat
bahwa Anda sedang berceramah,
menyampaikan ilmu pengetahuan dan wawasan kepada pendengar, bukan sedang stand
up comedy yang bertujuan untuk menghibur penonton. Jika mereka terhibur,
maka Anda salah tujuan. Namun jika mereka mendapat wawasan baru atau
pengetahuan baru dari apa yang Anda sampaikan, maka tujuan Anda telah
tersampaikan.
Walaupun umumnya pendengar suka terhadap penceramah
yang humoris, setidaknya Anda tidak terbawa arus kekinian. Tetaplah bertujuan
untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, bukan menghibur.
Keempat, selaraskan pakaian
Anda. Penampilan Anda sangat mempengaruhi nilai Anda di depan audiens.
Berpenampilanlah yang tidak berlebihan, yang dapat mengesankan perbedaan bagi
mereka. Itulah sebabnya di awal tadi Anda perlu survey dulu tempatnya.
Penampilan standar pada umumnya memakai
kopiah, jas (jika ada), dan sarung.
Semoga
bermanfaat.
0 Comments:
Posting Komentar